Hasyim SE Minta UNHCR Tanggup Jawab Tangani Imigran

Share:
MEDAN, CAHAYANEWS.COM - Ketua DPRD Kota Medan, Hasyim SE meminta pihak United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) bertanggung jawab dalam menangani masalah pengungsi. Permintaan ini terkait persoalan imigran yang sudah tinggal hingga belasan tahun di Kota Medan menanti kejelasan dari UNHCR untuk diberangkatkan ke negara pilihan mereka.

“Seharusnya pihak UNHCR tidak boleh lepas tangan, karena ini jadi tanggung jawab mereka. Mereka harus konsisten terhadap penanganan masalah pengungsi dari Irak ini. Jadi, tidak boleh ada alasan apapun dari mereka (UNHCR-red), jangan melepas tanggung jawab tersebut,” kata Ketua DPRD Kota Medan, Rabu (3/8/21).

Untuk itu, Hasyim meminta, agar UNHCR bertanggung jawab, sehingga tidak ada lagi kabar adanya pengungsi yang bunuh diri diduga stres karena tidak mendapatkan proses.

Termasuk yang dialami Qasem Musa (30), pengungsi asal Afghanistan. Yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di Rumah Detensi Imigrasi (Dudenim) 20 Oktober 2020 lalu.

“Jadi, kita minta UNHCR dengan kewajiban dan kewenangan mereka itu harus sepenuhnya memberikan perhatian yang lebih baik lagi kepada pengungsi, khususnya dari Irak tersebut,” tegas Hasyim.

Diketahui, hingga kini masih banyak pengungsi yang menanti kejelasan untuk diberangkatkan ke negara pilihan mereka, agar dapat bekerja untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak lagi.

Dimana sejak bulan Juni hingga Juli 2021, tak sedikit imigran yang mengaku jika ada yang diberi janji saja tanpa adanya proses. Hal itu terjadi sebelum datangnya pandemi Covid-19 dan terkesan pilih kasih dalam menangani para imigran.

Seperti yang dialami pengungsi bernama Aqila (57), asal Irak. Yang sudah 6 tahun tidak mendapatkan proses dan akhirnya mengalami sakit diabetes (kadar gula tinggi) akibat stres di tempat pengungsian.

Dikatakan Aqila wanita paruh baya ini kepada sejumlah wartawan bahwa dirinya lelah menjalani penantian panjang dan tidak mendapatkan proses yang jelas.

“Aku lelah, setiap hari aku harus mendapatkan suntikan insulin, sehari tiga kali suntikan. Disini kami tidak bisa kerja. Anak-anak kami juga tidak mendapatkan pendidikan. Setiap bulan kami hanya dapat subsidi Rp.1.250.000 dari IOM. Tapi, itu tidak cukup untuk biaya hidup kami untuk sebulan. Pak Presiden Jokowi, tolong kami,” harapnya dengan wajah memelas. (CNC/01) 
Share:
Komentar

Berita Terkini