Tengku Erry: Presiden Jokowi Cetak Sejarah Di Sumatera Utara
MEDAN(Cahayanews) - Kunjungan Presiden Jokowi merupakan sesuatu hal yang sangat
bersejarah bagi masyarakat Sumatera Utara, karena baru pertama ini
Presiden, setelah Indonesia merdeka, mengunjungi wilayah pantai barat
Provinsi Sumatera Utara yakni Mandailing Natal dan Tapanuli Tengah.
‘’Masyarakat Sumut bangga atas perhatian yang begitu besar dari
Presiden Jokowi terhadap pembangunan Sumatera Utara,’’ tandas
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi kepada media di
Lapangan Merdeka Medan, Minggu (26/03/2017).
Gubsu Erry menyebutkan, sebelumnya Pak Presiden Jokowi beberapa kali
kunjungan kerja di Sumatera Utara untuk meninjau berbagai proyek
pembangunan dan merencanakan berbagai bidang pembangunan yang
dibutuhkan Sumatera Utara.
Sekali lagi, Tengku Erry menyebutkan perhatian pemerintah pusat pada
masyarakat Sumatera Utara sangat luar biasa. "Kita ketahui beberapa
bulan yang lalu, Presiden mengunjungi dataran tinggi danau Toba,
kemudian ke Kuala Tanjung dan pantai timur di Binjai meninjau
pembangunan rel kereta api, kemudian ke Nias. Jadi hampir lengkap
bapak Presiden mengunjungi Sumatera Utara," kata Tengku Erry.
Erry menjelaskan bahwa saat Pelantikan Wakil Gubernur di Jakarta
beberapa waktu lalu, Presiden memastikan bahwa dirinya akan datang ke
Mandailing Natal. "Mudah-mudahan karena seringnya datang ke Sumut
menarik perhatian bapak Presiden sehingga pemerintah pusat dapat lebih
banyak membantu pembangunan, terutama jalan-jalan nasional yang
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat,’’ cetus Erry.
Seperti diketahui jalan nasional dari Natal ke Padang dan Sidempuan ke
Sibolga masih harus dipacu pembangunannya. Demikian juga beberapa
usulan-usulan dari pemerintah kabupaten/kota yang tadi disampaikan,
yakni pembangunan jalan antar kabupaten di pantai barat Sumatera Utara
ini," ungkap Erry.
Erry juga mengatakan, kehadiran Presiden melihat secara langsung
kebutuhan wilayah pantai barat, sangat baik. "Terkait pembangunan
bandara, di Sumut, sebenarnya sudah ada delapan bandara, dan untuk
pembangunan bandara di daerah ini harus ada studi kelayakan, dari sisi
peluang ekonomi, seperti penumpangnya. Jangan sampai nanti dibangun
bandara tidak ada penumpangnya," demikian Tengku Erry.(Fh)