Kompak Komisi II DPRD Medan "Serang" RSUD dr. Pirngadi,

Share:

MEDAN, CAHAYANEWS.COM -- Ketua dan Anggota Komisi II DPRD Medan kompak memanggil semua mitra kerja dalam rapat dengar pendapat. Mulai masalah sosial hingga kesehatan pun dipertanyakan. Tak ayal, RSUD dr. Pirngadi Medan pun kena "serang" dewan.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari mempertanyakan program kerja RSUD dr. Pirngadi yang dinilai masih perlu peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Image rumah sakit miliki Pemko Medan, kata Sudari masih kurang baik di mata masyarakat.

"Sebagai contoh, saya sudah ada enam orang minta bantu dirunjuk ke rumah sakit, namun ketika saya menawarkan rumah sakit Pirngadi, warga langsung menolak dengan alasan pelayanan dan penanganan kurang baik, banyak pasien yang berobat merasa kecewa," katanya.

Masalah pasien unregister yang tidak memiliki Kartu BPJS Kesehatan di kota Medan pun dipertanyakan.

Anggota Komisi II Haris Kelana Damanik mengaku mendapat laporan adanya keluarga pasien yang dimintai sejumlah uang sebagai jaminan sebesar Rp 18 juta oleh pihak rumah sakit. 

Sementara pasien adalah orang susah atau miskin dengan kelengkapan administrasi yang kacau. Haris pun mempertegas apa saja syarat untuk mendapatkan pelayanan unregister di rumah sakit pirngadi.

Ia pun meminta persyaratan pasien unregister dipasang di papan pengumuman agar masyarakat dapat mengetahui.

"Apalagi program unregister milik RSUD dr. Pirngadi Medan ini masih banyak warga yang belum mengetahuinya, kecuali program BPJS Kesehatan," ujarnya.

Dirut RSUD dr. Pirngadi Medan Suryadi Panjaitan menjelaskan untuk pelayanan di rumah sakit sudah berjalan maksimal meskipun masih ada yang belum mampu mereka selesaikan. Apalagi menyangkut masalah pelayanan kepada masyarakat tentunya masih ada kekurangan.

"Sesuai dengan Perwal No. 45 Tahun 2020 tentang tata cara pembayaran klaim pelayanan kesehatan terhadap pasien yang belum terdaftar kepesertaan di badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan, hanya dapat dilakukan oleh rumah sakit Pirngadi Medan. Kita sering temukan bahwa pada awalnya pasien terdaftar umum, namun tiba-tiba saja dimohonkan lagi menjadi pasien unregister, itulah yang sering menjadi kendala," katanya.

Suryadi mengakui image buruk rumah sakit Pirngadi Medan disebabkan kurang percayanya masyarakat terhadap pelayanan. Padahal saat ini rumah sakit pirngadi terus berbenah diri untuk yang lebih baik.

"Saya mengusulkan agar ke depan, pasien unregister didaftarkan langsung dikepesertaan PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang menggunakan dana APBD Pemko Medan, agar suatu saat tidak lagi menjadi pasien unregister. Sampai saat ini masih banyak pasien yang dirujuk ke kita berpenyakit parah, ketika tidak bisa ditangani maka pelayanan kita dianggap kurang baik," terangnya.

Suryadi juga menjelaskan soal hutang rumah sakit Pirngadi yang sudah terbayarkan secara bertahap. Tak itu saja, ia juga menjelaskan jumlah tenaga honor di rumah sakit sampai saat ini masih besar.

"Idealnya hanya 300 orang tenaga honor di rumah sakit," sebutnya. (CN/RED)

Share:
Komentar

Berita Terkini