Dewan : Pelayanan RS Pirngadi Bisa Baik Perlu Rekrutmen Baru Tenaga Kesehatan

Share:
CN.com – Medan |  Perbaikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan bisa dilakukan dengan cara rekrutmen baru seluruh tenaga kesehatan.

"Saya pikir itu salah satu cara agar pelayanan kesehatan RS Pirngadi Medan bisa meningkat," kata anggota DPRD Medan Bahrumsyah, Selasa (02/01/2017).
Anggota Komisi B dan juga Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPRD Medan ini mengutarakan hal itu ketika keluarga pasien di RS Pirngadi Medan mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan rumah sakit itu kepada Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat melakukan sidak ke sana.

Menurut Bahrum, persoalan di RS Pirngadi terletak pada sumber daya manusianya. Artinya, kalau SDM yang ada sekarang di rumah sakit itu masih tetap dipertahankan maka pelayanan kesehatan kepada pasien tidak akan pernah baik. Ditambah lagi pola pikir dan pola tindak karyawan dan tenaga medis (perawat dan dokter) di sana memposisikan dirinya sebagai pegawai negeri sehingga mengenyampingkan pelayanan bagi pasien.

"Kemarin wali Kota mungkin tidak keliling ke seluruh kamar. Saya yakin kalau beliau masuk ke 400 kamar, maka dia akan mendengar keluhan yang sama," kata Bahrum.

DPRD Medan, kata Bahrum, sudah sejak lama menyarankan kepada Pemko agar melakukan rekrutmen baru pegawai RS Pirngadi Medan secara menyeluruh. Kalau tidak, persoalan pelayanan tidak akan pernah baik.
"Pergantian Dirut juga bukan solusi karena persoalan mendasarnya bukan di situ. Persoalan dasarnya terletak pada pola pikir SDM-nya. Itu yang harus diubah. Caranya dengan mengganti seluruhnya dengan yang baru," sebutnya.

Pemko Medan, sambung Bahrum, harus berani mengambil kebijakan itu bila ingin RS Pirngadi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) benar-benar terwujud.
"Tidak seperti sekarang, kita sudah memberikan kepercayaan penuh kepada Pirngadi, tapi SDM nya tidak mendukung," tambahnya.

Selain itu, menurutnya, Badan Pengawas RS Pirngadi juga dinilai tidak kompeten. Berbeda misalnya dengan BLU yang ada di Jawa Timur. Di sana Badan Pengawasnya diisi oleh orang-orang profesional yang sangat mengerti tentang seluk beluk rumah sakit.

"Kalau Badan Pengawas RS Pirngadi kan sekda, ditambah beberapa orang lainnya. Manalah sekda punya waktu untuk melakukan tugas pengawasannya. Akibatnya yang dilakukannya hanya menerima laporan saja," katanya. (bm)
Share:
Komentar

Berita Terkini